Opini  

Sakit Melanda Negeriku Tercinta

gambar untuk Opini karya Andayani 700 x430
Salah satu lokasi yang biasa dikunjungi ketika kita sakit, Rumah Sakit, Klinik atau Puskesmas.

Jatinetwork.Com – Musim pancaroba mengisyaratkan kita harus lebih waspada. Pagi hingga siang hari panas terik tiba-tiba langsung turun hujan. Kadang sehari semalam hujan tak berhenti. Setelah seharian hujan biasanya menyisakan angin dingin yang menusuk hingga tulang. Siklus alam sering berubah tak menentu mengakibatkan daya tahan tubuh melemah.

Masyarakat di berbagai daerah, banyak yang mengeluh sakit. Tidak hanya perorangan namun seluruh anggota keluarga mendapat giliran. Mereka mengalami gejala yang hampir sama yaitu demam disertai flu, batuk dan nyeri tenggorokan. Ada pula yang merasakan demam dengan badan linu di seluruh persendian. Kepala terasa berat dan pusing tujuh keliling ditambah gangguan pada pencernaan seperti mual, muntah dan diare.

Beberapa pendapat menyebutkan gejala penyakit yang diderita oleh masyarakat saat ini adalah covid-19 varian omicron. Sebagian pasien melakukan serangkaian test untuk memastikan kebenarannya. Ada pula yang menganggap penyakit ini akibat dari pergantian cuaca yang terbilang extrem. Tak sedikit orang sakit yang tetap bekerja di luar rumah dan melakukan aktifitas lainnya meskipun dengan kondisi fisik yang kurang fit.

Mengutip dari klikdokter.com, demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh di atas rata-rata suhu harian. Dikatakan demam jika suhu sudah mencapai lebih dari 38oC. Demam bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit yang mendasari. Para ahli mengatakan bahwa demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh melawan penyebab penyakit seperti infeksi virus, bakteri atau jamur. Meski kadang membuat khawatir demam akibat infeksi akan sembuh dengan sendirinya.

Baca Juga:  3 Kecamatan di Sumedang Masuk PPKM Level 3, Ini Kata Bupati Sumedang

Bagaimana dengan gejala lain yang menyertai? Kita tak bisa menganggap sepele penyakit di masa pandemi ini. Tapi kita pun tak perlu panik jika mengalami gejala tersebut. Seperti kata Ibnu Sina “kepanikan adalah sebuah penyakit, ketenangan adalah separuh obat dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan”.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah bersikap tenang. Jangan kena mental duluan atau overthinking karena kecemasan berlebihan justru bisa menurunkan daya tahan tubuh. Pahami bahwa tak hanya keluarga kita saja yang sedang sakit. Di luar sana banyak yang bernasib sama dari mulai anak-anak, remaja dan orang tua.

Rasa tenang bisa diperoleh dengan lebih mendekatkan diri kepada Alloh. Tingkatkan ibadah, hiasi lisan dengan dzikrulloh supaya senantiasa mengingat Alloh. Jika selama ini beribadah hanya sebagai kewajiban maka mulailah menganggap ibadah sebagai kebutuhan. Selain ibadah wajib sempurnakanlah dengan sunnah. Perbanyak puasa dan sedekah.

Baca Juga:  Inilah 8 Karakter Kepemimpinan Agar Menumbuhkan Loyalitas Bawahan(?)

Puasa dapat memperbaiki metabolisme tubuh dan membantu menurunkan stress serta merangsang hormon endorphin untuk meredakan rasa cemas. Sedekah juga dapat menolak bala dan menghindarkan kita dari penyakit.

Langkah selanjutnya periksakan diri ke dokter. Lakukan swab test jika dibutuhkan. Namun tak dianjurkan bagi orang yang tidak stabil secara mental. Karena ada beberapa pasien yang cenderung stres setelah dinyatakan positif covid- 19. Mereka menjadi paranoid dan khawatir berkepanjangan sehingga mengakibatkan imun turun drastis.

Bagi penderita yang malas untuk pergi ke dokter dapat melakukan pengobatan sendiri. Caranya dengan membeli obat yang tak memerlukan resep dokter. Bisa juga membuat ramuan herbal alami dari rempah-rempah yang ada di dapur. Rebus jahe, kunyit dan sereh dalam air secukupnya. Setelah matang tambahkan madu atau gula merah sebagai penambah rasa. Minumlah selagi airnya hangat. Lakukan setiap pagi dan sore menjelang malam saat cuaca terasa dingin.

Sangat penting untuk menerapkan pola hidup sehat. Konsumsi makanan dengan gizi yang seimbang. Sesuaikan dengan usia, jenis kelamin dan tingkat aktivitas fisik. Hindari makanan olahan seperti junk food atau fast food. Istirahat yang cukup dan olahraga teratur. Ciptakan perasaan bahagia dan kelola stres dengan baik.

Baca Juga:  Bupati Imbau Warga Tidak Lengah terhadap Covid-19 dan Bencana Alam

Alloh tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan hamba-Nya. Jangan mengeluh dan berputus asa. Tetap optimis dan semangat untuk ikhtiar menjalani proses pengobatan. Setiap masalah datang bersama solusi. Begitupun penyakit pasti disertai penawarnya. Berdoalah meminta kesembuhan pada Alloh sang pemilik hidup dan mati. Tanamkan sikap sabar dan tawakal setelah segala upaya ditempuh. Sabar akan membuat hati dan pikiran tenang. Tetapkan hati dalam husnudzhon. Saat kita berfikir hal yang baik rasa sakit akan berangsur hilang.

Tidak selamanya sakit adalah musibah. Sakit bisa menjadi nikmat yang bisa kita ambil hikmahnya. Salah satunya menjadi penggugur dosa dimasa lalu. Sebagaimana yang dikisahkan Abdullah, dia berkata: Rosulullah shoallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Demi Alloh yang jiwaku di tangan-Nya. Tak ada seorang muslim di muka bumi yang tertimpa kesusahan, berupa sakit atau lainnya, melainkan Alloh mengugurkan kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daunnya” (HR. Ahmad).

Bermuhasabahlah dengan taubat dan istighfar, bisa jadi sakit yang kita derita merupakan ujian dari Alloh untuk meninggika derajat kita di sisi-Nya.***