JatiNetwork.Com – Kepolisian Daerah Jawa Barat akan terus melanjutkan proses penyelidikan dan penyidikan alih fungsi lahan di Citengah dan Cisoka, kabupaten Sumedang Pasca banjir bandang citengah sumedang 4 Mei 2022.
Walaupun korban yang bernama Aira Dwi Rahmayuda atau Dwi Khaira Rahma Yudha (13) gadis asal Indramayu yang menjadi korban banjir bandang Citengah Sumedang, telah ditemukan pada 7 Mei 2022 di kali Cimanuk Indramayu.
Kepastian berlanjutnya proses ini disampaikan Kapolda jabar Irjen Pol Suntana kepada media pada 8 Mei 2022.
“Polda Jabar melalui Polres Sumedang akan melakukan penyelidikan dan penyidikan secara profesional terhadap pihak-pihak yang di duga terlibat dalam peristiwa terjadinya banjir bandang yang dugaan sementara akibat alih fungsi lahan di hulu sungai yang tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya,” kata Suntana.
Selain Kepolisian, pihak dari Kementerian Agrara dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melalui Direktoran Jendral Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, juga akan melakukan investigasi langsung ke Sumedang Jawa Barat.
Dikutip dari mediatataruang.com, Dirjen PPTR Kementerian ATR/BPN, Budi Situmorang sudah menginstruksikan tim nya untuk melakukan penyidikan kasus banjir bandang di kawasan wisata Citengah Sumedang.
“Team Kami akan ke lokasi pada hari Selasa 10 Mei 2022 untuk melakukan investigasi di lapangan,” katanya.
Dirjen PPTR atau yang akrab dipanggil Budi Sitor berpendapat, biasanya banjir bandang diakibatkan jebolnya penahan air yang tidak mampu lagi menahan arus air disertai muatan kayu, ranting dan sampah-sampah dari hulu kebagian tengah dan hilir sungai.
Mengenai bangunan liar pariwisata yang berada di badan sungai dan sempadannya, menurutnya menjadi pemicu kerusakan yang masif.
“Untuk itu kami sedang cari informasi kondisi sungai dari hulu, kegiatan-kegiatan di hulu termasuk peta kemiringannya sekalian informasi spasialnya dan mengajak masyarakat ikut berperan serta dalam kegiatannya seperti sharing informasi dan data-data lapangannya,” ungkapnya.
Budi memastikan bahwa jajarannya sangat serius untuk menindaklanjuti dalam pengendalian dan pemanfaatan lahan dan ruang sesuai dengan prioritasnya.
Disinyalir kejadian banjir bandang citengah sumedang, akibat curah hujan yang sangat tinggi, dan juga diakibatkan adanya bangunan liar yang dibangun di sekitar Sungai Cihonje dengan peruntukan usaha wisata.
TiNewss.Com, melalui Timnya menemukan adanya longsoran seluas 0,71 Hektar dengan jarak 2,5 KM di atas sungai yang melintasi tempat wisata Puteri River Inn dan KhalanaVilla.
Untuk diketahui pulan bahwa banjir Bandang dilokasi ini terjadi bukan hanya terjadi pada 4 Mei 2022, namun pernah terjadi juga pada tahun 2021 yang lalu.
Bahkan pengakuan dari Kepala Desa Citengah, banjir juga pernah terjadi pada tahun 1987, 1988 dan 1991.
Kawasan Wisata Citengah Ditutup Sementara
Akibat kejadian ini, Pemda Sumedang dan pihak kepolisian melakukan penutupan sementara kawasan wisata di Citengah Sumedang.
Walaupun para pengusaha menentang keputusan ini, sepertinya pemerintah dan pihak kepolisian belum memutuskan kapan akan dibuka kembali.
Namun demikian, pantauan di lapangan, papan pembatas yang menunjukan pengumuman penutupan tersebut kini sudah dibuka kembali, walaupun informasi pihak Humas Polres Sumedang menyampaikan bahwa pembukaan baru akan dilakukan setelah Rapat dengan Forkopimda.
Sayangnya, jika pun dibuka. Pengusaha Wisata di Citengah sudah kehilangan momen untuk berusaha. Mereka berharap momen liburan lebaran di Sumedang 2022 dapat panen setelah 2 tahun ditutup karena pandemi. Kini, para wisatawan diperkirakan sudah pulang ke kota asal mereka. Karena besok sudah mulai masuk kerja.
Ketika dikonfirmasi terakhir, seorang pengusaha menyampaikan bahwa dirinya sudah apatis dengan keputusan dan kebijakan pemerintah dan Kepolisian setempat.
“Mau ditutup selamanya juga silakan, Kami sudah apatis,” katanya.
Beberapa alasan yang disampaikan Pembina PUTRI Jabar H. Nana Mulyana dan Ketua Kadin Sumedang, tentang penolakan penutupan sementara kawasan wisata Citengah mengusik rasa keadilan, ternyata tidak mendapatkan respon bagus dari Pemda.
“Korban kecelakaan banjir bandang, bukan di arena wisata. Melainkan di gorong-gorong irigasi yang dibuat oleh PUPR dan Kelompok Tani. Ini bukan area wisata. Pun sebelumnya ada yang meninggal, bukan di area wisata. Kalaulah ada satu atau dua tempat wisata yang terdampak, kenapa harus menutup semua tempat wisata yang jumlahnya diatas 20 an,” kata Nana Mulyana sebagaimana dikutip dari TiNewss.Com.
Lebih lanjut menurut Nana, Pemda yang lain pun tidak serta merta menutup destinasi wisata ketika terjadi kecelakaan. Misalnya di pantai Santolo Garut yang telah merenggut nyawa warga Cibugel Sumedang. Termasuk banyaknya korban meninggal di Waduk Jatigede, tidak membuat Pemda Sumedang maupun Polres Sumedang menutup destinasi di wilayah Jatigede.
Senada dengan Nana, Thomas Darmawan Ketua KADIN Sumedang menyampaikan bahwa sebaiknya rumah makan dan tempat wisata dibuka saja, sambil proses hukum tetap berjalan.
Untuk diketahui, Polisi telah menyegel 2 destinasi wisata di Citengah. Yakni Puteri River Inn dan KhalanaVilla yang letaknya di belakang Kantor Desa Citengah.
Sayangnya, selain dua tempat terdampak tersebut, puluhan destivasi lainnya kena imbasnya juga. Karena penutupan akses dilakukan dijalur utama menuju Kawasan Wisata Citengah Sumedang.***