JatiNetwork.Com – Bagi umat Muslim penting mengetahui dan mempelajari Doa dan Tata Cara Salat Istikharah.
Untuk Salat Istikharah, tata caranya hampir sama dengan sholat pada umumnya. Namun yang membedakan cara Sholat Istikharah dengan sholat sunah lain adalah niat dan bacaan surat pendek yang diutamakan.
Selanjutnya, setelah mengerjakan Salat Istikharah dianjurkan untuk membaca wirid ini:
- Istighfar 100 kali
- Sholawat 100 kali
- Kalimat Thayyibah 100 kali
Tata cara salat istikharah juga telah diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Dia juga menyampaikan pentingnya Salat Istikahar. Berikut beberapa hadits yang berkaitan dengan anjuran Rasulullah SAW tentang Salat Istikharah:
Diriwayatkan, muslim yang mengalami kesusahan dan tidak menemukan solusinya, maka Rasulullah menyuruh untuk melakukan sholat dua rakaat (Istikharah).
Diriwayatkan oleh Said, ada hadits dari Rasulullah mengenai istikharah:
“Di antara kebahagiaan anak Adam adalah merelakan atas yang diputuskan oleh Allah, dan di antara kesedihan anak Adam adalah meninggalkan dalam beristikharah kepada Allah (memohon kebaikan), dan di antara penderitaan anak Adam adalah ia membenci atas segala yang diberikan oleh Allah.”
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah SAW mengajarkan kami cara mengerjakan sholat istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan kami Surat Alquran.
Rasulullah bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian hendak melakukan sesuatu, hendaklah terlebih dahulu mengerjakan salat dua rakaat selain sholat fardu” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Ibn Hibban, Al-Baihaqi dan yang lainnya)
Sholat istikharah adalah sholat sunah 2 rakaat yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk menentukan pilihan yang mendesak.
Sebelumnya, masyarakat jahiliyah melakukan istikharah (menentukan pilihan) dengan menggunakan azlam (undian).
Namun Allah melarang cara tersebut dan menggantinya dengan sholat istikharah setelah mengangkat Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah.
Setelah sholat istikharah, biasanya akan timbul rasa tenang dan mantap di hati untuk menentukan pilihan yang ada. Petunjuk yang didapat dari istikharah dapat berupa mimpi, dengan isyarat dan simbol-simbol tertentu. Istikharah dapat dilakukan dua atau tiga kali jika dirasa hati masih ada keraguan.
Tata Cara Salat Istikharah
Seperti sholat pada umumnya, sholat istikharah diawali dengan membaca niat yang dapat diucapkan dalam hati. Berikut niat sholat istikharah:
أصلى سنة الإستخارة ركعتين لله تعالى
Ussholli sunnatan istikhoroti rak’ataini lillahi ta’ala.
Artinya: Saya berniat sholat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala
Menurut Syaikh Wahbah disunnahkan membaca surat Al Kafirun setelah membaca surat Al Fatihah pada rakaat pertama. Setelah itu membaca surat Al Ikhlas setelah membaca surat Al Fatihah pada rakaat kedua.
Berikut tata cara salat istikharah:
- Niat
- Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Kafirun
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Ikhlas
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
- Salam
Setelah salam, dianjurkan untuk membaca wirid seperti di atas dan doa sebagaimana berikut ini:
“Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub.”
“Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (menyebutkan persoalannya) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi.”
“Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.”
Artinya,
“Ya Allah, sesungguhnya, aku memohon kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kemampuan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon kepada-Mu dari anugerah-Mu yang Agung. Sesungguhnya, Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau Mahatahu sedang aku tidak mengetahui, Engkaulah Dzat yang Maha Mengetahui perkara yang gaib.”
“Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (menyebutkan persoalannya) adalah baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku, maka tentukanlah untukku, mudahkanlah jalannya dan berkahilah aku di dalamnya.”
“Dan apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini adalah buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku dan akhir urusanku, maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah diriku darinya, tentukanlah untukku apapun yang terbaik, kemudian jadikanlah aku ridha dengannya.”
Demikian semoga bermanfaat.
sumber: liputan6.com